Kamis, 01 Desember 2011

malum dan majhul


MA’LUM DAN MAJHUL
المعلوم والمجهول
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Sofia Ratna A,S.Pd.I,M.Pd,I




Disusun oleh :
`Kelompok 7

Ali Wahyudin
Nuryani
                                                          Yusup Ali

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS JAWA BARAT
201
i
1



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan kunci utama yang harus di pelajari atau dikaji dalam memahami alqur’an. Oleh karena itu, untuk mengkaji  bahasa arab agar mudah dipahami terlebih dahulu harus dimulai dari pembahasan yang paling mendasar. Maka dari itu kami mencoba menyusun makalah ini dengan mengambil tema tentang Ma’lum dan Majhul. Dengan tujuan setelah mempelajari pembahasan tentang Ma’lum dan Majhul, diharapkan dapat memahami dan bisa mempraktekannya.

B.     Identifikasi Masalah
1.      Apa pengertian Ma’lum dan Majhul ?
2.      Bagaimana Membentuk Ma’lum menjadi Majhul.
3.      Bagaimana Membentuk Majhul

C.    Tujuan
        Dari uraian permasalahan di atas, adapun tujuan penulisan makalah yang kami buat  antara lain :
1.      Untuk mengetahui pengertian Ma’lum dan Majhul
2.      Untuk mengetahui cara Membentuk Ma’lum menjadi Majhul.
3.      Untuk mengetahui cara Membentuk Majhul apabila








BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Fi’il Mal’lum dan Fi’il Majhul
1.Pengertian Fi’il Ma’lum  الفعل المعلوم  ( kata kerja aktif )
    Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang di sebutkan fa’ilnya.
Dalam bahasa Indonesia di kenal ada istilah kata kerja aktif,perhatikan      
 Contoh berikut :
Abu bakar membuka pintu =kata ” membuka” di sebut kata kerja aktif
Perhatikan contoh kalimat berikut :
ظرَبَ عُمَر
( Umar memukul )
Fi,il , ظَرَبَ ( = memukul ), adalah fi’il ma’lum (kata kerja aktif ),fa’il atau pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul ).

Contoh :

كَتَبَ  (kataba)=menulis

قَتَلَ     (qotala)=membunuh

فَتَحَ     (fataha)=membuka


2.Pengertian Fi,il majhul الفعل مخحل  (kata kerja Pasif )
     Fi’il majul adalah fi’il yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat
Perhatikan contoh kalimat ini :
ضُرِبَ عُمَرَ 
(= umar di pukul )
Fi’il  ضُرِبَ (=di pukul ) adalah Fi’il majhul (kata kerja pasif) ,Fa’il atau pelakunya tidak di ketahui (tidak disebutkan).untuk itu dalam Fi’il majhul di kenal istilah Naib al-fa’il  الفاعل نا ئب      atau pengganti fa’il (pelaku) dalam contoh di atas Umar adalah Naib al fa’il  (pengganti pelaku ).
Contoh :
يُقْرَأُ الْكِتَابُ بِأَحْمَدَ
Kitab itu dibaca Ahmad
كُتِبَتْ الرِّسَالَةُبِأَحْمَدَ
Surat itu ditulis Ahmad
   Fi’il majul adalah fi’il yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat,akan tetapi fa’il itu di buang karena suatu tujuan berikut :
§  Adakalanya untuk menyingkat karena berpegang kepada kecerdasan pendengar.
§  Adakalanya karena fa’il nya sudah di maklumi.
§  Adakalnya karena di khawatirkan (terjadi sesuatu ) bagi fa’il ( jika di sebutkan ).
§  Adakalamya penghinaan bagi fa’il,sehingga lisanmu sayang untuk menyebutkan.
§  Adakalanya untuk menghormatinya,karena kamu memuliakan sehingga kamu sayang untuk menyebutkannya.Jika ia mengerjakan perbuatan semisal yang tidak patut untuk orang seperti dia.
§   Adakalanya untuk menyamarkan terhadap pendengar.
Dan maf’ul bih sharih akan menggantikan kedudukan fail setelah di buangnya fail tersebut seperti :
يُكْرَمُ اْلمُجْتَهِدُ       (Orang rajin itu di muliakan)
Atau maf’ul bih ghairu sharih,seperti :
اَحْسِنَ فَيُحْسَنِ اِلَيْكَ     (berbuat baiklah ,maka kepadamu di perbuat baiki)
Atau zharaf ,seperti :
سُكِنَتِ الدَّارُ           (rumah itu di tempati)
Atau masdar seperti :
سِيْرَسَيْرُطَوِيْلٌ        (perjalanan jauh itu di tempuh )
Fi’il mabni majhul tidak akan di buat kacuali dari fi’il yang muta’addi dengan sendirinya seperti :
يُكْرَمٌ المُجْتَهِدُ          (orang yang rajin itu di muliakan )
Atau pada fa’il muta’addi yang di sebabkan oleh lainnya.seperti  :
يُرْ فَقُ بِاالضَّعِيْفِ     (Orang yang lemah di sayangi)

B.Membentuk Ma’lum menjadi Majhul
Fi’il majhul di bentuk dari Fi’il ma’lum dengan perubahan sebagai berikut :
a).Huruf pertama menjadi dhammah .
b).Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris kasrah untuk fi’il madhy dan menjadi berbaris fathah untuk fi’il mudhari.


Fi’il madhy
Fi’il mudhari
Fi’il ma’lum
Fi’il Majhul
Fi’il ma’lum
Fi’il Majhul
فَعَلَ
فُعِلُ
يَفعَلُ
يُفعَلُ

Cara membuat fi’il majhul menjadi fi’il ma’lum :
·         Untuk fi’il madhi maka kaidahnya :
 “Di kasrohkan huruf sebelum terakhir,dan di dhomahkan huruf yang   berharokat (sebelum huruf terakhir ).
Contoh :
كَتَبَ    menjadi    كُتِبَ
 اُسْتَغْفِر      menjadi   اُسْتُغْفِرَ
اِنْفَعَلَ    menjadi  اُنْفِعُلَ

Contoh dalam kalimat :
أُمِرْتُ أَنْ أَعَبُدَ اللهَ    = aku di perintah untuk menyembah Allah
أُمِرْنَا أنْ نَعْبُدَ اللهَ     = kami di perintahkan untuk menyembah Allah
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَا للهَ    = engkau(lk) di perintahkan untuk menyembah Allah
اللهَ أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي    =engkau (pr)di perintahkan untuk menyembah Allah.
·         Untuk Fi’il mudhari ,maka kaidahnya :
“Di dhomahkan huruf pertama dan di fathahkan huruf terakhir”
Contoh :
 يَكْتُب      menjadi   يُكْتَب
يَسْتَغْفِرُ  menjadi يُسْتَغْفَرُ
 يَنْفَعِلُ menjadi                  يُنْفَعَلُ
Contoh dalam kalimat :
 بِكَلاَ مِيْ أُعْرَفُ= akan dikenal dari bicaraku
 نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا= kami di kenal dari bicara kami
 تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ= engkau(lk)di kenal dari bicaramu
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ= engkau (pr)di kenal daari bicaramu
Catatan:
Apabila pada fi’il madhi terdapat huruf yang disukun, maka pada saat pembentukan fi’il majhul tidak boleh dijadikan dhommah dan tetap harus disukun.
Contoh:
اِسْتَمَعَ –> اُسْتُمِعَ
C.Membentuk Majhul Terhadap Fi’il yang huruf sebelum akhirnya huruf ‘illat
     Apabila di kehendaki untuk membentuk fi’il madhi yang huruf sebelum akhirnya berupa huruf alif menjadi mabni majhul.(bila tidak berupa fi’il sudasi ),maka huruf alif dig anti oleh ya (ى),dan semua huruf yang berharakat sebelumnya (sebelum ى ) di baca kasrah.
Maka ucapan fi’il      بَا ع   (menjual),dan  قَا لَ     ( berkata) menjadi :


 بِيْع                (di jual)
قِيْلَ               (di katakana )
Dan bagi fi’il :

اِبْتَا عَ                        (menjual)
اِقتَادَ                                (menuntun)
اِجْتَاحَ                              (Membinasakan,menjadi)
اُبْتِيْ                              (di jual )
اُقْتِيْدَ                              (di tuntun )
اُجْتِيْحَ                          (di binasakan ),yang aslinya adalah
بُيِعَ                                 (di jual)
قُوْلَ                                  (di katakana )
اُقْتُوِدَ                               (di tuntun ),serta
       اُجْتُوِحَ                                ( di binasakan(

Apabila fi’il madhi itu terdiri dari enam huruf ,seperti :
اِسْتَتَاب     ( minta untuk taubat )
اِسْتَمَاح      (minta maaf )
Maka  huruf alifnya di ganti degan hutuf ya ( ى),kemudian huruf hamzanya di dhammah,beserta huruf ketiganya ,dan huruf yang sebelumnya ya( ى) di kasroh,contoh :
اُسْتُتِيْبَ                      (diminta untuk taubat )
اُسْتُمِيْح                      (diminta ma’af)
Jika dhamir rafa
 Yang berharkat bertemu dengan kata-kata semisal :
سِيْمَ                          (dibebani )
رِيْمَ                           (dimaksud )
قِيْدَ                           (dipimpin )
Dari setiap fi’il madhi mabni majhul yang tsulasi yang ajwaf, jika huruf pertamanya di baca dhammah pada bentuk mabni ma’lumnya semisal :
سُمْتُهُ الآمْرَ                 (saya membebankan urusan itu kepadanya )
رُمْتُ الخَيْرَ                 (saya bermaksud kebaikan )
قُدْتُ الجَيْشَ                 (saya memimpin tentara )
Maka di dalam bentuk majhulnya di kasrohkan,agar supaya bentuk ma’lmnya tidak serupa dengan bentuk majhulnya,maka kamu katakan menjadi :
سِمْتُ الاَمْرَ                 (saya dibebani urusan itu )
رِمْتُ بِخَيْرٍ                  (saya dituju dengan kebaikan )
قِدْتُ لِلْقَضَاءِ                (saya dipimpin untuk memutuskan )
Bila huruf pertama pada mabni ma’lumnya di kasrah,seperti :
بِتُهُ الْفَرَسَ                   (saya menjualnya kepadanya akan kuda itu )
ضِمْتُهُ                       (saya memaksanya )
نِلْتُهُ بِمَعْرُوْفٍ               (saya memperolehnya dengan baik)
Maka bina majhulnya menjadi di dhammah,sehingga kamu ucapkan menjadi
بُعْتُ اْلفَرَسَ                 (saya dijuali akan kuda itu )
ضُمْتُ                       (saya di paksa )
نُلْتُ بِمَعْرُوْفٍ              (saya di peroleh dengan baik )
Dan apabila yang di kehendaki (untuk menjadi majhul) fi’il mudhari yang huruf sebelum huruf akhirnya berupa huruf mad,maka huruf mad tersebut dig anti dengan huruf alif,sehingga kamu mengucapkan dari lafadz :
يَقُوْلُ                         (berkata )
يَبِيْعُ                          (menjual)
يُقَالُ                          (dikatakan)
يُبَاعُ                          (dijual)
Dan dari lafdz :
يَسْتَطِيْعُ                      (mampu)
يَسْتَتِيْبُ                      (minta untuk taubat )
يُسْتَطَاعُ                      (diampuni)
يُسْتَتَابُ                      (di minta untuk taubat )
                                               

                                                                                                                                                 



























BAB III
KESIMPULAN

Fi’il Ma’lum  الفعل المعلوم  ( kata kerja aktif ), Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang di sebutkan fa’ilnya.
Contoh :
كَتَبَ  (kataba)=menulis
Fi’il majul adalah fi’il yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat. 
Perhatikan contoh kalimat ini :
ضُرِبَ عُمَرَ 
(= umar di pukul )
Fi’il majhul di bentuk dari Fi’il ma’lum dengan perubahan:
a).Huruf pertama menjadi dhammah .
b).Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris kasrah untuk fi’il madhy dan menjadi berbaris fathah untuk fi’il mudhari.
Apabila di kehendaki untuk membentuk fi’il madhi yang huruf sebelum akhirnya berupa huruf alif menjadi mabni majhul.(bila tidak berupa fi’il sudasi ),maka huruf alif dig anti oleh ya (ى),dan semua huruf yang berharakat sebelumnya (sebelum ى ) di baca kasrah.
Maka ucapan fi’il      بَا ع   (menjual),dan  قَا لَ     ( berkata) menjadi :
 بيع                          (di jual)
قيل                           (di katakana )






DAFTAR PUSTAKA

Terjemah Jami’ud durusil arabiyah oleh Syaikh Mushtafa al-ghuluyaini penerbit: Cv. Asy-syifa Semarang 1992
http://ryper.blogspot.com/2009/11/bahasa-arab-12-fiil-majhul-dan-malum.html
www.islamcundergound.wordprees.com
            

1 komentar:

  1. makasih broo men ambah wawasan .... salam dari pondok (PCM)

    BalasHapus