MA’LUM DAN
MAJHUL
المعلوم والمجهول
Makalah
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen
Pengampu: Sofia Ratna A,S.Pd.I,M.Pd,I
Disusun
oleh :
`Kelompok
7
Ali Wahyudin
Nuryani
Yusup Ali
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
DARUSSALAM
CIAMIS JAWA BARAT
i
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan kunci utama
yang harus di pelajari atau dikaji dalam memahami alqur’an. Oleh
karena itu, untuk mengkaji bahasa arab
agar mudah dipahami terlebih dahulu harus dimulai dari pembahasan yang paling
mendasar. Maka dari itu kami mencoba menyusun makalah ini dengan mengambil tema
tentang Ma’lum dan Majhul. Dengan tujuan setelah mempelajari pembahasan tentang
Ma’lum dan Majhul, diharapkan dapat memahami dan bisa mempraktekannya.
B.
Identifikasi Masalah
1.
Apa pengertian Ma’lum dan Majhul ?
2.
Bagaimana Membentuk Ma’lum menjadi Majhul.
3.
Bagaimana Membentuk Majhul
C.
Tujuan
Dari uraian permasalahan di atas, adapun
tujuan penulisan makalah yang kami buat antara lain :
1. Untuk
mengetahui pengertian Ma’lum dan Majhul
2.
Untuk mengetahui cara Membentuk Ma’lum menjadi Majhul.
3.
Untuk mengetahui cara Membentuk Majhul apabila
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.Pengertian Fi’il Mal’lum dan Fi’il Majhul
1.Pengertian Fi’il Ma’lum الفعل المعلوم ( kata kerja aktif )
Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang di sebutkan
fa’ilnya.
Dalam bahasa Indonesia di kenal ada istilah kata kerja
aktif,perhatikan
Contoh berikut
:
Abu bakar membuka pintu =kata ” membuka” di sebut kata kerja aktif
Abu bakar membuka pintu =kata ” membuka” di sebut kata kerja aktif
Perhatikan contoh kalimat berikut :
ظرَبَ عُمَر
( Umar memukul )
Fi,il , ظَرَبَ ( = memukul
), adalah fi’il ma’lum (kata kerja aktif ),fa’il atau pelakunya adalah Umar
bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul ).
Contoh :
كَتَبَ (kataba)=menulis
قَتَلَ (qotala)=membunuh
فَتَحَ (fataha)=membuka
كَتَبَ (kataba)=menulis
قَتَلَ (qotala)=membunuh
فَتَحَ (fataha)=membuka
2.Pengertian
Fi,il majhul الفعل مخحل (kata kerja Pasif )
Fi’il majul adalah fi’il
yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat.
Perhatikan
contoh kalimat ini :
ضُرِبَ عُمَرَ
(= umar di pukul )
Fi’il ضُرِبَ (=di
pukul ) adalah Fi’il majhul (kata kerja pasif) ,Fa’il atau pelakunya tidak di
ketahui (tidak disebutkan).untuk itu dalam Fi’il majhul di kenal istilah Naib
al-fa’il الفاعل نا ئب atau pengganti fa’il (pelaku) dalam contoh di atas Umar adalah Naib
al fa’il (pengganti pelaku ).
Contoh :
يُقْرَأُ الْكِتَابُ بِأَحْمَدَ
Kitab itu dibaca Ahmad
كُتِبَتْ الرِّسَالَةُبِأَحْمَدَ
Surat itu ditulis Ahmad
Fi’il majul adalah fi’il yang failnya tidak
disebutkan dalam kalimat,akan tetapi fa’il itu di buang karena suatu tujuan
berikut :
§
Adakalanya untuk menyingkat karena berpegang
kepada kecerdasan pendengar.
§
Adakalanya karena fa’il nya sudah di
maklumi.
§
Adakalnya karena di khawatirkan (terjadi
sesuatu ) bagi fa’il ( jika di sebutkan ).
§
Adakalamya penghinaan bagi fa’il,sehingga
lisanmu sayang untuk menyebutkan.
§
Adakalanya untuk menghormatinya,karena kamu
memuliakan sehingga kamu sayang untuk menyebutkannya.Jika ia mengerjakan
perbuatan semisal yang tidak patut untuk orang seperti dia.
§
Adakalanya
untuk menyamarkan terhadap pendengar.
Dan maf’ul bih sharih akan menggantikan kedudukan fail
setelah di buangnya fail tersebut seperti :
يُكْرَمُ اْلمُجْتَهِدُ (Orang rajin itu di muliakan)
Atau maf’ul bih ghairu sharih,seperti :
اَحْسِنَ فَيُحْسَنِ اِلَيْكَ (berbuat
baiklah ,maka kepadamu di perbuat baiki)
Atau zharaf ,seperti :
سُكِنَتِ الدَّارُ (rumah itu di tempati)
Atau
masdar seperti :
سِيْرَسَيْرُطَوِيْلٌ (perjalanan jauh itu di tempuh )
Fi’il mabni majhul tidak akan di buat kacuali dari fi’il yang
muta’addi dengan sendirinya seperti :
يُكْرَمٌ المُجْتَهِدُ (orang yang rajin itu di muliakan )
Atau pada fa’il muta’addi yang di sebabkan oleh
lainnya.seperti :
يُرْ فَقُ بِاالضَّعِيْفِ (Orang yang lemah di sayangi)
B.Membentuk
Ma’lum menjadi Majhul
Fi’il
majhul di bentuk dari Fi’il ma’lum dengan perubahan sebagai berikut :
a).Huruf
pertama menjadi dhammah .
b).Huruf
sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris kasrah untuk fi’il madhy dan menjadi
berbaris fathah untuk fi’il mudhari.
Fi’il madhy
|
Fi’il mudhari
|
||
Fi’il ma’lum
|
Fi’il Majhul
|
Fi’il ma’lum
|
Fi’il Majhul
|
فَعَلَ
|
فُعِلُ
|
يَفعَلُ
|
يُفعَلُ
|
Cara membuat fi’il majhul menjadi fi’il ma’lum :
·
Untuk fi’il madhi maka kaidahnya :
“Di kasrohkan huruf
sebelum terakhir,dan di dhomahkan huruf yang berharokat (sebelum huruf terakhir ).
Contoh :
كَتَبَ menjadi كُتِبَ
اُسْتَغْفِر menjadi اُسْتُغْفِرَ
اِنْفَعَلَ menjadi اُنْفِعُلَ
Contoh dalam kalimat :
أُمِرْتُ أَنْ أَعَبُدَ اللهَ = aku di perintah untuk menyembah Allah
أُمِرْنَا أنْ نَعْبُدَ اللهَ = kami di perintahkan untuk menyembah Allah
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَا للهَ = engkau(lk) di perintahkan untuk menyembah
Allah
اللهَ أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي =engkau (pr)di perintahkan untuk menyembah Allah.
·
Untuk
Fi’il mudhari ,maka kaidahnya :
“Di
dhomahkan huruf pertama dan di fathahkan huruf terakhir”
Contoh
:
يَكْتُب menjadi يُكْتَب
يَسْتَغْفِرُ menjadi يُسْتَغْفَرُ
يَنْفَعِلُ menjadi يُنْفَعَلُ
Contoh dalam kalimat :بِكَلاَ مِيْ أُعْرَفُ= akan dikenal dari bicaraku
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا= kami di kenal dari bicara kami
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ= engkau(lk)di kenal dari bicaramu
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ= engkau (pr)di kenal daari bicaramu
Catatan:
Apabila pada fi’il
madhi terdapat huruf yang disukun, maka pada saat pembentukan fi’il majhul
tidak boleh dijadikan dhommah dan tetap harus disukun.
Contoh:
اِسْتَمَعَ –> اُسْتُمِعَ
C.Membentuk
Majhul Terhadap Fi’il yang huruf sebelum akhirnya huruf ‘illat
Apabila di kehendaki untuk membentuk fi’il
madhi yang huruf sebelum akhirnya berupa huruf alif menjadi mabni majhul.(bila
tidak berupa fi’il sudasi ),maka huruf alif dig anti oleh ya (ى),dan semua huruf
yang berharakat sebelumnya (sebelum ى ) di baca kasrah.
Maka
ucapan fi’il بَا ع
(menjual),dan قَا لَ ( berkata) menjadi :
بِيْع (di jual)
قِيْلَ (di katakana )
Dan
bagi fi’il :
اِبْتَا عَ (menjual)
اِقتَادَ (menuntun)
اِجْتَاحَ (Membinasakan,menjadi)
اُبْتِيْ (di jual )
اُقْتِيْدَ (di tuntun )
اُجْتِيْحَ (di binasakan ),yang aslinya adalah
بُيِعَ (di jual)
قُوْلَ
(di katakana )
اُقْتُوِدَ (di tuntun ),serta
اُجْتُوِحَ ( di binasakan(
Apabila fi’il madhi itu terdiri dari enam huruf
,seperti :
اِسْتَتَاب ( minta untuk taubat )
اِسْتَمَاح (minta maaf )
Maka
huruf alifnya di ganti degan hutuf ya ( ى),kemudian
huruf hamzanya di dhammah,beserta huruf ketiganya ,dan huruf yang sebelumnya ya(
ى) di
kasroh,contoh :
اُسْتُتِيْبَ (diminta untuk taubat )
اُسْتُمِيْح (diminta ma’af)
Jika
dhamir rafa
Yang berharkat bertemu dengan kata-kata
semisal :
سِيْمَ (dibebani )
رِيْمَ (dimaksud )
قِيْدَ (dipimpin )
Dari
setiap fi’il madhi mabni majhul yang tsulasi yang ajwaf, jika huruf pertamanya
di baca dhammah pada bentuk mabni ma’lumnya semisal :
سُمْتُهُ الآمْرَ (saya
membebankan urusan itu kepadanya )
رُمْتُ الخَيْرَ (saya
bermaksud kebaikan )
قُدْتُ الجَيْشَ (saya
memimpin tentara )
Maka
di dalam bentuk majhulnya di kasrohkan,agar supaya bentuk ma’lmnya tidak serupa
dengan bentuk majhulnya,maka kamu katakan menjadi :
سِمْتُ الاَمْرَ (saya
dibebani urusan itu )
رِمْتُ بِخَيْرٍ (saya
dituju dengan kebaikan )
قِدْتُ لِلْقَضَاءِ (saya
dipimpin untuk memutuskan )
Bila
huruf pertama pada mabni ma’lumnya di kasrah,seperti :
بِتُهُ الْفَرَسَ (saya menjualnya kepadanya akan kuda itu )
ضِمْتُهُ (saya memaksanya )
نِلْتُهُ بِمَعْرُوْفٍ (saya
memperolehnya dengan baik)
Maka
bina majhulnya menjadi di dhammah,sehingga kamu ucapkan menjadi
بُعْتُ اْلفَرَسَ (saya
dijuali akan kuda itu )
ضُمْتُ (saya di paksa )
نُلْتُ بِمَعْرُوْفٍ (saya
di peroleh dengan baik )
Dan apabila yang di kehendaki (untuk menjadi majhul)
fi’il
mudhari yang huruf sebelum huruf akhirnya berupa huruf mad,maka huruf mad
tersebut dig anti dengan huruf alif,sehingga kamu mengucapkan dari lafadz :
يَقُوْلُ (berkata )
يَبِيْعُ (menjual)
يُقَالُ (dikatakan)
يُبَاعُ (dijual)
Dan
dari lafdz :
يَسْتَطِيْعُ (mampu)
يَسْتَتِيْبُ (minta untuk taubat )
يُسْتَطَاعُ (diampuni)
يُسْتَتَابُ (di minta untuk taubat )
BAB III
KESIMPULAN
Fi’il
Ma’lum الفعل المعلوم ( kata kerja aktif ), Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang di
sebutkan fa’ilnya.
Contoh :
كَتَبَ (kataba)=menulis
Fi’il majul adalah fi’il yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat.
كَتَبَ (kataba)=menulis
Fi’il majul adalah fi’il yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat.
Perhatikan
contoh kalimat ini :
ضُرِبَ عُمَرَ
(= umar di pukul )
Fi’il
majhul di bentuk dari Fi’il ma’lum dengan perubahan:
a).Huruf
pertama menjadi dhammah .
b).Huruf
sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris kasrah untuk fi’il madhy dan menjadi
berbaris fathah untuk fi’il mudhari.
Apabila
di kehendaki untuk membentuk fi’il madhi yang huruf sebelum akhirnya berupa
huruf alif menjadi mabni majhul.(bila tidak berupa fi’il sudasi ),maka huruf
alif dig anti oleh ya (ى),dan semua huruf yang berharakat sebelumnya (sebelum ى ) di baca
kasrah.
Maka
ucapan fi’il بَا ع
(menjual),dan قَا لَ ( berkata) menjadi :
بيع (di jual)
قيل (di katakana )
DAFTAR PUSTAKA
Terjemah Jami’ud durusil arabiyah oleh Syaikh Mushtafa
al-ghuluyaini penerbit: Cv. Asy-syifa Semarang 1992
http://ryper.blogspot.com/2009/11/bahasa-arab-12-fiil-majhul-dan-malum.html
www.islamcundergound.wordprees.com
makasih broo men ambah wawasan .... salam dari pondok (PCM)
BalasHapus